Desa ini menghadirkan begitu banyak keindahan dan pesona alam yang begitu alami, cantik dan menawan. Eloknya Desa Wisata Ketingan ini juga menjadi sangat istimewa karena keberadaan koloni burung kuntul (bangau) dan burung blekok yang berjumlah sangat banyak, bahkan bisa mencapai ribuan ekor. Burung-burung tersebut datang saat musim penghujan saat mereka memasuki musim kawin. Di Desa Ketingan terdapat banyak gardu yang biasa digunakan sebagai tempat pengamatan burung (bird watching). Jadi anda bisa melihat keindahan tempat wisata daerah Desa Wisata Ketingan di senja sore hari sambil mengamati pola perilaku burung–burung yang unik tersebut.
Serta setiap pagi anda akan disuguhkan dengan keelokan senja dipagi hari, keindahan sawah berwana hijau yang melintang luas di desa ini dan anda juga bisa merasakan kesegaran hawa pedesaan yang begitu khas desa ketiang. Selain itu anda juga bisa melihat burung-burung kuntul dan bangau terbang berpencar keluar dari desa menuju daerah pesawahan untuk mencari makan. Dikala senja hari, burung-burung ini pun kembali ke Dusun Ketingan. Mereka biasa bersarang di pepohonan yang masih banyak terdapat di Desa Ketingan.
Apalagi pada malam hari anda kan disuguhkan musik alami khas pada saat menikmati eloknya Desa Wisata Ketingan yaitu suara jangkri dan juga suara kodok serta keindahan cahaya yang berkelap–kelip seperti lampu yang terbang, cahaya tersebut berasal dari kuang–kunang yng mungkin tidak ada dikota-kota besar.
Desa Wisata Ketingan Yogyakarta ini berawal dari peresmian sebuah gapura desa yang dilakukan pada tahun 90an oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Ternyata beberapa hari kemudian ratusan burung Kuntul atau bangau berdatangan ke Dusun Ketingan dan diantaranya banyak yang membuat sarang di banyak pohon yang ada di dusun tersebut. Burung kuntul Pada awalnya dianggap masyarakat sekitar sebagai hama, maka mereka berusaha mengusir burung-burung kuntul itu. Namun bukannya pergi, burung-burung kuntul tersebut malah makin banyak, dan bahkan berkembang biak disana. Pada akhirnya masyarakat Dusun Ketingan memutuskan untuk hidup berdampingan dengan mereka. Jadi keberadaan kuntul tersebut di kemudian hari malah mmbuat warga sekitar semakin tertarikdan kemudian berdatangan untuk melihatnya. Saking lamanya warga Ketinagn hidup bersama burung kuntul tersebut sampai hapal makanannya dan musim kawinnya.
Jadi bagi anda yang ingi mendengarkan kemerduan musik alam tersebut anda bisa bermalam di desa ini, karena di desa ini di sediakan penyewaan rumah (home stay). Adapun fasilitas yang terdapat disini diantaranya pemandu local, menara pengamat burung, penginapan ala pedesaan (Rp. 75.000,-/orang/hari). Selamat berkunjung ya shob,,,