Rabu, 12 Agustus 2015

Legenda Batu Ratapan Angin di Dieng

Batu Ratapan Angin merupakan sebuah Batu pandang yang terdapat di Dieng atau tepatnya di atas Dieng Plateu Theater. Di tempat ini anda dapat melihat pemandangan berupa dua buah telaga yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari atas bukit. Pemandangan ini akan terlihat indah sekali sehingga banyak wisatawan yang datang dan berfoto ria di lokasi ini. Di lokasi Batu Ratapan Aggin ini terdapat dua buah batu besar tempat kita berdiri menikmati pemandangan yang terletak di bawah. Ada kisah menarik seputar Batu Ratapan Angin ini terkait denga asal-usulya. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan Legenda Batu Ratapan Angin. Penasaran seperti apa kisahnya ? Berikut adalah Kisah asal-usul Batu Ratapan Angin selengkapnya.

 Legenda Batu Ratapan Angin di Dieng

Batu Ratapan Angin di Dieng



Pada zaman dahulu hiduplah pasangan yang terdiri dari seorang pangeran yang tampan dan seorang putri yang cantik jelita. Keduanya menjalin kasih, saling menyayangi dan bahagia di suatu wilayah. Suatu ketika, ada pihak ketiga yang mencampuri hubungan percintaan keduanya. Seorang laki-laki ini begitu mempesona sehingga menarik hati sang putri. Sang Putri pun diam-diam menjalin cinta dengan lelaki tadi.

Meskipun ditutupi dengan begitu rapatnya, suatu saat keburukan pasti akan tercium juga. Sang Pangeran akhirnya merasakan ada hal aneh dalam sikap sang putri. Akhirnya secara diam-diam Pangeran tersebut menyelidiki ada apa sebenarnya dengan sikap aneh sang putri. Suatu saat sang putri keluar untuk menjalin kasih dengan kekasih barunya. Tanpa diketahui sang Putri, Pangeran mengikuti dari belakang. Sampailah di sebuah bukit, sang putri bertemu dengan lelaku yang menjadi kekasihnya dan memadu kasih di tempat yang rindang itu. Betapa terkejutnya sang Pangeran melihat kejadian itu. Tanpa menuggu lama-lama lagi, Pangeran langsung menghadik kedua pasangan tak resmi itu. Sang putri yang melihat sang Pangeran muncul tiba-tiba menjadi kaget setengah mati. Pertengkaran sengit pun terjadi diantara ketiganya. Akibat tersulut rasa emosi, sang putri berbuat nekat dengan berusaha membunuh sang Pangeran. Sang pangeran menjadi murka, dan akhirnya mengutuk sang putri dan kekasih gelapnya menjadi batu. Sang Putri menjadi batu yang duduk sedang lelaki selingkuhannya menajdi batu yang berdiri. Batu-batu ini apabila diterpa angin yang kencang akan menimbulkan suara-suara seperti rintihan. Suara ini dianggap sebagai suara tangisan keduanya dan meratapi kesalahannya. Masyarakat kemudian menamai batu tersebut dengan "Batu Ratapan Angin".

Sampai saat ini Legenda Batu Ratapan Angin tersebut banyak beredar di masyarakat. Namun semua kembali ke diri kita apakah mau mempercayai legenda Batu Ratapan Angin diatas atau tidak. Yang jelas, sebenarnya bunyi aneh dari tiupan angin bukanlah hal yang aneh. Fenomena seperti ini sebenarnya bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Mari kunjungi Obyek Wisata yang sangat menarik di Dieng.